Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sepertinya, Aku Menyukai Suamimu


Birni datang ke reuni sekolah dengan suaminya, Farhan. Aku sudah menunggu mereka di sudut ruangan yang agak jauh dari kerumunan. 

Sejak dulu, Birni selalu menjadi sahabat terbaikku. Kami melewati banyak kenangan bersama, dari sekadar belajar hingga merencanakan impian. 

Tapi hari ini, aku merasa aneh. Aku tahu dia menikah, tapi entah kenapa, hatiku tak bisa tenang.

Istriku tak bisa ikut karena ada kerjaan di luar kota, jadi aku datang sendiri. Aku memutuskan untuk duduk di meja yang agak terpencil. 

Aku berharap bisa menghindari keramaian dan menjaga perasaan yang semakin mengusik.

Tiba-tiba, suara tawa Birni dan Farhan membuatku tersentak dari lamunan. Mereka berdua datang menghampiriku, dan aku pun berdiri untuk menyambut mereka. 

Saat mata kami bertemu, aku merasakan sesuatu yang aneh, sesuatu yang tidak bisa kujelaskan.

Farhan, suaminya, tampak seperti pria yang sempurna. Tubuhnya yang berisi namun tetap terlihat proporsional, dengan wajah tampan yang memancarkan ketenangan. 

Aura ketegasan dan ketenangannya menyiratkan kesan yang berbeda. Pria yang tampak cool, namun tak bisa dipungkiri, ada sesuatu yang mengundang perhatian.

"Hei, lama tak jumpa! Bagaimana kabarmu?" tanya Birni dengan senyum lebar.

Aku menanggapi dengan ramah, tapi di dalam hati, jantungku berdetak lebih kencang dari yang seharusnya. 

Farhan tersenyum dan memberikan jabatannya padaku. Tangannya besar, tegas, tetapi ada kelembutan dalam pelukannya. 

Aku merasa canggung sejenak, berpura-pura tidak ada yang terjadi. Padahal, sejak saat itu, aku merasa gelisah.

Ah, ini gila. Aku sudah berkeluarga, hidup bahagia dengan istri yang aku cintai. Tapi kenapa pikiranku terus melayang pada Farhan? 

Apakah ini hanya rasa kagum pada pria yang punya segalanya? Atau ada sesuatu yang lebih dalam yang sedang terjadi pada diriku?

Birni berbicara dengan ceria, tapi aku malah melamun. Tak bisa kuhindari, bayangannya selalu datang di tengah pikiranku. 

Aku merasa bodoh, melihat bagaimana Farhan memandang Birni dengan penuh cinta dan kebanggaan. Mereka pasangan yang serasi. 

Sementara aku? Aku mulai merasa seperti orang luar yang tidak seharusnya berada di tempat ini.

Farhan tertawa mendengar cerita dari teman-teman yang ada di sekitar kami. Tapi entah kenapa, setiap gelak tawa itu seperti menambah kegelisahanku. 

Di dalam dada, rasanya seperti ada hal yang terpendam, sesuatu yang tidak bisa kuungkapkan, meski aku sangat ingin mengatakannya.

Apakah aku sudah melupakan masa lalu? Apakah perasaan ini benar-benar hilang? Sungguh, aku merasa seolah-olah jiwa botiku yang sudah lama kuabaikan, perlahan muncul kembali. 

Rasa ingin yang tidak bisa kutahan, meski aku berusaha keras mengabaikannya. 

Setiap detik berlalu, rasa itu semakin menguat. Dan aku tak tahu apa yang harus kulakukan dengan perasaanku yang tak pernah benar-benar pergi.

Sudah lama aku tak dibelai, manja dengan seorang top dan melampiaskan hasrat terlarangku.

Farhan meletupkan kembali imaji dan keinginan itu, aku ingin jadi botinya, namun dia adalah suami sahabatku.

Brengsek!!! Apa selama ini aku terlalu berpura-pura menjadi pria dan mengunci jiwa botiku?

Posting Komentar untuk "Sepertinya, Aku Menyukai Suamimu"