Anak Kos Baru Secakep Ini
Lorong kosku terasa lebih hidup sejak kamar nomor 7 terisi. Sebelumnya, kamar itu kosong melompong, menambah kesan suram di lantai dua ini.
Sekarang, ada Artha, cowok yang mengisi kamar itu. Cakep, sopan, dan kamarnya pas di seberang kamarku.
Pagi itu, seperti biasa, aku bersiap berangkat kuliah. Saat membuka pintu, Artha juga keluar dari kamarnya. Kami berhadapan.
"Pagi, Mas," sapanya dengan senyum ramah.
"Pagi, Artha. Mau ke kampus?" tanyaku.
"Iya, Mas. Jalan kaki," jawabnya.
"Bareng aja, yuk. Kebetulan searah," tawarku.
Artha tampak ragu sejenak, lalu mengangguk.
"Boleh, Mas. Makasih."
Di atas motor, Artha bercerita sedikit tentang dirinya. Dia mahasiswa baru, beda jurusan denganku. Aku hanya mengangguk-angguk mendengarkan.
Sesampainya di kampus, teman-temanku langsung mengerubungi.
"Siapa tuh, yang lo bonceng? Cakep bener," celetuk Rino, teman sekelasku.
"Anak kos baru. Adik angkatan, beda jurusan," jawabku santai.
"Kenalin dong, Bro. Lumayan buat cuci mata," timpal Doni, yang memang gay.
"Jangan ngaco, Don. Dia masih terlalu muda buat boti kayak lo," balasku sambil tertawa.
Sejak saat itu, aku dan Artha jadi lebih sering berinteraksi.
Dia sering bertanya tentang kehidupan kampus, organisasi, bahkan soal dosen killer.
Aku dengan senang hati menjawab semua pertanyaannya.
Suatu sore, saat kami sedang nongkrong di warung kopi dekat kos, Artha tiba-tiba berkata, "Mas, aku nyaman banget kalau deket sama Mas."
Aku tersenyum.
"Aku juga nyaman kok sama kamu, Artha."
"Bukan cuma nyaman sebagai teman, Mas," lanjutnya dengan nada serius.
Aku terdiam. Jantungku berdegup kencang. Aku tahu ke mana arah pembicaraan ini.
Artha memang cakep, tapi aku bukan gay. Aku tidak bisa membalas perasaannya.
"Artha, aku menghargai perasaan kamu. Tapi, maaf, aku nggak bisa. Aku nggak tertarik sama cowok," jawabku pelan.
Artha menunduk. "Oh, gitu ya, Mas. Maaf kalau aku lancang."
"Nggak apa-apa, Artha. Santai aja. Kita tetap bisa jadi teman, kan?" ujarku sambil menepuk pundaknya.
Artha mengangguk lemah. "Iya, Mas. Makasih."
Setelah kejadian itu, Artha jadi sedikit menjaga jarak. Aku mengerti perasaannya. Tapi, aku berharap kami tetap bisa berteman baik, tanpa ada perasaan yang lebih.


Posting Komentar untuk "Anak Kos Baru Secakep Ini"