Pria Tampan di Dalam Kereta
Untungnya masih ada satu kursi tersisa untuk kereta ke Jakarta. Aku datang duluan dan bersiap perjalanan panjang 10 jam lebih—membuka tas ransel, meletakkan bantal leher yang dibawa, dan menyalakan musik dengan volume kecil agar tidak mengganggu orang lain.
Langit pagi yang cerah menyinari plataran stasiun, tapi aku tahu sepanjang hari nanti, kita akan melintasi dataran dan bukit yang akan berubah warna seiring matahari bergeser.
Tak berapa lama seorang pria muda tampan mendekat dan memastikan dia di sebelahku.
Dia mengangkat tasnya yang tidak terlalu besar, tersenyum lembut saat memeriksa nomor kursi di tiketnya dan di sandaran kursi.
“Maaf, ini kursi saya ya?” ujarnya dengan suara yang lembut namun jelas.
Aku mengangguk cepat, hati sedikit berdebar—betapa tampannya dia, dengan rambut hitam yang terpotong rapi, mata yang cerah, dan wajah yang memiliki ciri oriental Jawa yang khas.
Kami pun kenalan. Namanya Ardi. Badannya wangi—bau pewangi yang segar, bukan yang terlalu kental.
Dia memakai jaket hitam tebal, tapi seiring kereta mulai berjalan dan udara di dalamnya menjadi hangat, dia melepasnya, tinggal kaos slimfit putih yang nunjukin ototnya yang terlihat jelas di lengan dan dada.
Aku coba tidak terlalu banyak menatap, tapi mata selalu tergeser ke arahnya tanpa sengaja.
Dia melihatku, tersenyum lagi. “Lumayan adem ya di sini?” tanyanya, sambil membuka sedikit kancing kaosnya.
Dia duduk di samping jendela dan nawarin apa aku mau duduk di sini?
“Lagian kamu bisa lihat pemandangan lebih jelas,” katanya.
Salting banget ditawari cowok muda tampan berwajah oriental jawa kayak gini.
Aku merasa malu tapi senang, mengangguk dan segera pindah ke kursi jendela.
Dari situ, aku bisa melihat pemandangan ladang padi yang luas, pohon-pohon yang bergeser cepat, dan rumah-rumah kecil yang tersebar di sepanjang rel.
Kadang dia menunjuk ke arah suatu tempat, menceritakan bahwa dia pernah ke sana atau ada cerita menarik di situ.
Perjalanan yang semula terasa akan sangat panjang tiba-tiba terasa cepat.
Jelang malam kami bersama-sama ke kereta makan. Dia care banget nanya apa makanan yang disuka pas di kereta api?
Dia berjalan di depan aku, langkahnya ringan, dan selalu menoleh untuk memastikan aku tidak tertinggal.
Di kereta makan yang sedikit ramai, dia mencari meja yang bagus, mengusap kursinya sebelum aku duduk.
“Makan apa hari ini?” tanyanya sambil melihat daftar menu.
Dia suka ayam laos—dia bilang itu selalu jadi pilihannya karena rasanya pedas dan segar. Aku biasanya nasi rames dan kopi hitam.
Dia memesan untuk keduanya, bahkan menambahkan kerupuk karena tahu aku suka.
Selama makan, kami bercakap-cakap tentang banyak hal—kuliah, pekerjaan yang akan dituju di Jakarta, dan cita-cita yang masih ingin dicapai.
Dia cerita tentang bagaimana dia suka menggambar saat waktu luang, dan aku menceritakan tentang hobi membaca puisi.
Kami turun di stasiun yang sama—Stasiun Gambir. Saat keluar dari kereta, pagi Jakarta yang sibuk menyambut kita dengan lampu-lampu terang dan suara keramaian.
Dia menawarkan untuk membantuku bawa tas, meskipun tasnya tidak terlalu berat. Kami bertukar nomer hp—dia menulisnya di catatan teleponku dengan tulisan yang rapi, dan aku melakukan hal yang sama.
Dia juga menjelaskan apartemen tempatnya tinggal, di kawasan Menteng—katanya tempatnya tenang dan dekat dengan banyak tempat bagus buat makan.
Dia nawarin mampir, namun aku harus ke Stasiun Gondangdia buat ke Depok.
“Maaf ya, hari ini mungkin nggak bisa,” ucapku dengan rasa sayang.
Dia tersenyum, tidak kecewa sama sekali.
“Gapapa, nanti aja kapan-kapan,” katanya.
Dia menemaniku sampai ke pintu masuk stasiun Gondangdia, menunggu sampai aku masuk sebelum berbalik pergi.
Saat dia berjalan menjauh, aku melihatnya menoleh sekali lagi, menyapa dengan jempol.
Aku berdiri di dalam stasiun, menunggu KRL berikutnya ke Depok. Udara pagi terasa segar di wajahku, dan aku melihat nomor hp Ardi yang ada di teleponku.
Hati terasa hangat, penuh harapan. Mungkin akan mampir kapan-kapan, pikirku. Dan aku benar-benar berharap itu segera terjadi.

Posting Komentar untuk "Pria Tampan di Dalam Kereta"