Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Rahasia Hubi Punya Badan Fit dan Gak Buncit


Matahari baru merayap dari balik jendela kos ketika alarm ponsel Hubi meraung. Dengan gerakan cepat, ia meraih ponsel, mematikan alarm, lalu langsung turun dari kasur. 

Tanpa banyak pikir, tubuhnya otomatis bergerak melakukan pemanasan.

“Dua… tiga… empat…” hitung Hubi sambil menekuk tubuhnya dalam gerakan push up.

Di kasur sebelah, Yoga masih bergelung di balik selimut, wajahnya setengah tenggelam. Dari celah kain, matanya melirik ke arah Hubi yang sudah berkeringat.

“Hubi, serius lo? Baru bangun tidur udah push up aja. Santai dulu napa, ngopi dulu kek,” gumam Yoga dengan suara serak.

Hubi hanya tersenyum kecil, masih fokus menghitung. “Sepuluh! Nah, mantap. Nih, coba deh, Yog. Push up pagi-pagi tuh bikin badan langsung segar.”

Yoga menghela napas panjang, lalu menutup wajah dengan bantal. “Segar? Yang ada malah capek. Gue mending lanjut tidur lima menit lagi, lebih sehat kayaknya.”

Hubi duduk, mengatur napas. “Heh, lima menit tidur tambahan tuh nggak ngaruh banyak, tahu. Mending bangun, gerakin badan. 

Pas bangun tidur itu tubuh lagi kayak mesin dingin, butuh dipanasin dulu. Kalau nggak, lo jadi loyo seharian.”

Yoga membuka satu mata, lalu balik badan menghadap tembok. “Yaelah, Hubi. Hidup jangan terlalu ribet. Gue kan udah cukup jalan kaki ke warung nanti, itu udah olahraga.”

Hubi terkekeh. Ia lalu mulai melakukan plank di lantai. 

“Coba lo rasain sendiri. Push up tuh bukan cuma soal otot gede atau pamer badan. Lebih ke bikin darah lo ngalir lebih lancar. Oksigen naik ke otak, kantuk hilang. Gue jadi fokus dari pagi.”

Yoga mengangkat kepala sedikit, menatap sahabatnya yang masih berusaha menahan posisi plank.

“Fokus dari pagi? Gue fokus juga kok… ke mimpi indah gue yang tadi kepotong gara-gara lo berisik.”

“Yogaaa…” seru Hubi sambil tertawa. Ia lalu berbalik tengkurap di lantai, membaringkan tubuhnya. 

“Lo nggak penasaran kenapa gue jarang ngeluh pusing atau pegel-pegel pas kuliah seharian? Itu karena pagi gue udah dipake gerakin otot. Sendi nggak kaku, badan lebih enak.”

Yoga akhirnya bangun setengah hati, duduk di tepi kasur sambil menguap lebar. Rambutnya berantakan, matanya masih sipit. 

“Terus kalau gue males olahraga pagi, berarti seharian gue bakal kayak zombie gitu?”

“Ya mungkin nggak separah zombie,” jawab Hubi sambil nyengir, “tapi lo bakal gampang lemes, gampang ngantuk. Apalagi kalau pagi-pagi cuma langsung makan terus duduk. Metabolisme lo jalan pelan, badan lo jadi kayak rem blong.”

Yoga menyandarkan dagu ke lututnya. 

“Hmm… terus kalau push up pagi-pagi bisa bikin gue lebih kurus juga nggak? Atau minimal perut gue nggak tambah buncit?”

“Nah, itu dia!” Hubi menunjuk ke arah Yoga dengan semangat. 

“Push up emang nggak bikin lo kurus instan, tapi bisa ngebakar kalori ekstra. Ibarat lo nyalain mesin motor biar bensinnya kepake lebih optimal. Metabolisme naik, jadi lo lebih gampang ngejaga berat badan. Plus, perut lo bisa lebih kenceng kalau rutin.”

Yoga menghela napas, antara percaya dan malas. 

“Tapi gue nggak kuat push up banyak. Baru tiga kali aja udah ngos-ngosan.”

“Siapa juga yang nyuruh lo langsung kayak tentara?” jawab Hubi sambil terkekeh. “Mulai aja dari lima kali. Besok nambah lagi satu. Lama-lama bisa banyak. Gue dulu juga gitu.”

Hening sebentar. Yoga menggaruk kepala, lalu melirik sahabatnya. 

“Selain push up, ada latihan lain nggak sih yang nggak bikin gue langsung nyerah?”

“Banyak,” jawab Hubi cepat. “Plank, squat, jumping jack. Atau yang paling simpel, stretching dinamis. Kayak gerakin tangan ke atas, puter bahu, tekuk badan. Itu aja udah bikin tubuh bangun dari mode tidur. Lima menit cukup.”

Yoga akhirnya berdiri, meski masih setengah mengantuk. Ia mencoba meniru gerakan peregangan yang dicontohkan Hubi. Tangan terangkat tinggi, lalu menunduk menyentuh lantai. Wajahnya meringis. 

“Ya ampun, kaku banget. Rasanya kayak kayu.”

Hubi tertawa terbahak-bahak. “Nah, makanya. Itu tandanya tubuh lo butuh gerak. Kalau dibiarin mager terus, besok-besok bisa gampang sakit pinggang.”

Yoga berdiri tegak lagi, menghela napas. “Oke deh, gue coba… tapi jangan harap gue langsung rajin tiap pagi.”

Hubi menepuk bahu sahabatnya. 

“Santai aja. Yang penting mulai dulu. Lama-lama lo bakal nagih sendiri karena rasanya lebih enak.”

Matahari kini sudah penuh menembus jendela, menyinari kamar kos sederhana itu. Yoga yang biasanya masih meringkuk di kasur, kali ini berdiri di samping Hubi, ikut melakukan beberapa gerakan ringan. 

Wajahnya masih malas, tapi ada sedikit senyum terselip.

“Eh, Hubi…” katanya sambil nyengir. “Kalau gue berhasil push up sepuluh kali tiap pagi, lo yang traktir sarapan, deal?”

Hubi terbahak sambil mengangguk. “Deal! Asal jangan pura-pura ngitung kayak anak kecil, ya.”

Yoga hanya tertawa kecil, lalu menjatuhkan tubuhnya ke lantai, mencoba push up pertamanya pagi itu.

Posting Komentar untuk "Rahasia Hubi Punya Badan Fit dan Gak Buncit"