Buncit Mendadak
Julian duduk di kursi kantornya dengan gelisah. Dari tadi pagi ia sudah minum dua gelas kopi dan beberapa kali meneguk air mineral, tapi ia enggan beranjak ke toilet.
Alasannya sederhana: laporan yang harus selesai sebelum jam makan siang.
Namun, sekitar pukul sebelas, ia mulai merasakan sesuatu yang janggal. Perut bagian bawahnya terasa penuh, keras, bahkan terlihat agak menonjol.
Temannya, Yoga, yang duduk di meja sebelah langsung menyadari perubahan itu.
“Bro, perut lo kok kayak buncit mendadak gitu?” tanya Yoga sambil melirik.
Julian mengusap perutnya, sedikit malu. “Iya nih. Padahal gue lagi rajin olahraga, masa sih jadi buncit cuma dalam seminggu?”
Yoga terkekeh. “Jangan-jangan lo nahan pipis, ya?”
Julian terdiam. Benar. Ia memang sering melakukan itu. Tidak hanya hari ini, tapi hampir setiap hari.
“Emang bisa bikin perut buncit, Yog? Serius?” tanya Julian penasaran.
Yoga mencondongkan tubuh, berlagak seperti dosen yang sedang menjelaskan.
“Bukan buncit permanen kayak lemak, sih. Tapi kalau lo sering nahan pipis, kandung kemih lo jadi penuh dan mendorong perut bagian bawah. Itu yang bikin perut keliatan buncit sementara.”
Julian mencoba menekan perutnya, terasa keras dan kencang. “Oh… pantesan kayak kembung.”
Yoga mengangguk. “Betul. Kapasitas kandung kemih normal orang dewasa itu sekitar 400 sampai 600 mililiter. Kalau lo terus tahan, kantung itu melebar, menekan otot perut, dan lo jadi merasa nggak nyaman. Bahkan bisa sakit.”
Julian menghela napas panjang. “Tapi kan habis pipis nanti balik lagi, nggak permanen kan?”
“Memang balik lagi. Tapi kalau kebiasaan lo terus berulang, ada risiko lain yang lebih gawat,” jawab Yoga serius.
“Misalnya infeksi saluran kemih. Urine yang tertahan jadi tempat ideal buat bakteri berkembang. Lo juga bisa ngalamin retensi urine kronis, di mana kandung kemih nggak bisa kosong sepenuhnya. Nah, itu baru bisa bikin perut lo benar-benar membesar.”
Julian langsung terdiam. Ia membayangkan harus ke dokter karena kandung kemihnya rusak.
“Jadi bukan perut buncit karena lemak ya?” tanyanya mencoba memastikan.
“Beda jauh. Kalau lemak, perutnya lunak dan nggak bakal hilang walau lo pipis berkali-kali. Tapi kalau karena kandung kemih penuh, perut keras dan biasanya ilang setelah buang air kecil,” jelas Yoga.
Julian mengangguk-angguk, mulai paham. “Berarti intinya bukan masalah penampilan aja, tapi juga kesehatan.”
“Exactly,” kata Yoga. “Lo bisa kena batu kandung kemih, bahkan kerusakan ginjal kalau urine sampai balik ke atas. Bahaya banget, kan?”
Julian menelan ludah, wajahnya mulai pucat. Ia baru sadar kebiasaannya itu sama sekali tidak sepele.
Yoga lalu memberi saran. “Mulai sekarang, jangan ditahan. Biasakan ke toilet secara teratur. Lo juga bisa kurangi minuman berkafein, karena itu bikin lo lebih sering pipis. Dan kalau lagi perjalanan jauh, mending cari toilet duluan daripada maksa nahan.”
Julian terkekeh kecil. “Kayak ibu-ibu yang selalu ‘pipis dulu sebelum jalan’, ya?”
Yoga ikut tertawa. “Nah, itu malah lebih sehat.”
Tak lama kemudian, Julian akhirnya berdiri. “Oke deh, gue ke toilet dulu. Daripada perut makin buncit gara-gara nahan.”
“Good choice,” jawab Yoga sambil mengangkat jempol.
Ketika kembali dari toilet, wajah Julian terlihat lebih lega. Perutnya pun kembali normal, tidak sekencang tadi.
“Gimana, udah kempes?” goda Yoga.
Julian tertawa. “Iya, ternyata sesederhana itu. Gue nggak nyangka perut buncit mendadak bisa cuma gara-gara pipis yang ditahan.”
Yoga menepuk bahunya. “Nah, sekarang lo udah ngerti. Jadi jangan ulangi lagi. Kadang tubuh ngasih sinyal bukan cuma buat bikin lo nggak nyaman, tapi buat ngingetin bahwa ada bahaya kalau diabaikan.”
Julian mengangguk mantap. Dalam hati ia bertekad untuk tidak menunda panggilan alami tubuhnya lagi.
Laporan kantor bisa ditunda sebentar, tapi kesehatan kandung kemih jelas tidak bisa ditawar.
Sejak hari itu, Julian jadi lebih disiplin. Setiap kali rasa ingin pipis muncul, ia langsung melangkah ke toilet tanpa menunggu perutnya terasa kembung lagi.
Ia sadar, menjaga kesehatan kadang dimulai dari hal kecil—seperti tidak meremehkan panggilan untuk buang air kecil.
Dan ia bersyukur punya teman seperti Yoga, yang dengan sabar menjelaskan bahwa perut buncit bukan selalu soal lemak, tapi bisa juga alarm tubuh karena kebiasaan menahan pipis.
Posting Komentar untuk "Buncit Mendadak"