Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Susah Ng⁴c³ⁿg


Arga baru berusia 24 tahun. Secara penampilan ia tampak sehat: tinggi, kulit bersih, dan selalu tampil rapi. 

Tapi ada satu rahasia yang ia simpan rapat—malam-malamnya bersama pacarnya sering berakhir dengan kekecewaan. Ereksinya sering gagal.

Awalnya Arga berpikir ini cuma soal mental, mungkin gugup atau terlalu banyak pikiran. 

Tapi setelah kejadian berulang, ia mulai panik. “Masa gue masih muda udah bermasalah gini?” gumamnya di depan kaca.

Di kampus, ia curhat pada Bagas, temannya yang kebetulan rajin ke gym. Bagas hanya mengangkat alis, lalu menepuk bahunya.

“Lu kebanyakan junk food, bro. Burger sama minuman manis tiap hari itu bukan bahan bakar buat jadi jantan. Itu bahan bakar buat bikin pembuluh darah mampet.”

Arga terdiam. Ia memang doyan makan instan, apalagi saat begadang main game. 

Olahraga? Jangan ditanya. Jalan kaki ke kampus saja sudah terasa berat.

Sejak hari itu, Arga mencoba berubah. Ia mulai ikut Bagas ke gym, meski awalnya hanya bisa angkat beban kecil. 

Anehnya, setelah beberapa minggu, tubuhnya terasa lebih segar. Tidur lebih nyenyak, mood lebih stabil. 

Bagas sering bercanda, “Nih testosteron lu udah naik, hati-hati cewek makin nempel.”

Selain latihan, Arga mengganti makanannya. Ia belajar masak telur, makan buah, dan meninggalkan camilan olahan. 

Rasanya asing, tapi tubuhnya memberi respon berbeda: lebih ringan, tidak gampang lelah.

Di sisi lain, Arga juga mulai melatih pikirannya. Ia sadar overthinking selama ini bikin stres. 

Skripsi, masa depan, dan tekanan sosial sering menumpuk di kepalanya. Dengan mencoba meditasi sederhana, serta mengurangi main media sosial berjam-jam, pikirannya terasa lebih tenang.

Beberapa bulan kemudian, malam bersama pacarnya tak lagi jadi masalah. Ereksinya kembali normal, bahkan lebih bertenaga dari sebelumnya. 

Bukan cuma urusan ranjang, tapi ia merasa lebih percaya diri menghadapi hidup.

Arga akhirnya mengerti: ereksi bukan sekadar soal fisik, melainkan cerminan seluruh gaya hidup. 

Bagi Gen Z sepertinya, yang terlalu akrab dengan junk food, sedentary lifestyle, dan stres digital, ini memang harus jadi perhatian bersama.

Ia tersenyum sambil menutup laptop setelah selesai mengetik catatan pribadinya: “Sehat itu keren. Dan ternyata, jantan sejati bukan cuma soal otot, tapi soal disiplin menjaga diri.”

Posting Komentar untuk "Susah Ng⁴c³ⁿg"