Di Atas Ranjang Malam itu
Randa dan Yuyun sudah lima tahun menikah. Mereka tinggal di rumah mungil di pinggiran kota Jakarta, hidup sederhana tapi bahagia banget.
Randa kerja sebagai mekanik di bengkel motor, setiap sore pulang dengan tangan hitam oli tapi selalu bawa senyum lebar buat Yuyun.
Yuyun sendiri guru TK, suka cerita lucu tentang anak-anak muridnya yang nakal tapi menggemaskan.
Malam itu, rumah mereka sunyi senyap. Anak mereka, si kecil Arga, sudah tidur pulas di kamar sebelah.
Randa baru selesai mandi, badannya segar pakai sabun wangi.
Yuyun lagi selonjoran di kasur, pakai daster tipis yang bikin lekuk tubuhnya kelihatan jelas.
"Mas, capek ya hari ini?" tanya Yuyun sambil nyanyi kecil, matanya genit.
Randa langsung nyengir lebar, lompat ke kasur dan peluk Yuyun dari belakang.
"Capek sih, tapi lihat kamu gini, langsung hilang deh capeknya."
Mereka mulai berciuman, dulu pelan dan manis, lama-lama makin panas.
Tangan Randa jelajahi punggung Yuyun, buka kancing daster satu per satu.
Yuyun balas dengan ciuman di leher Randa, bikin bulu kuduknya merinding nikmat.
Baju mereka berdua akhirnya terlepas semua. Kulit bertemu kulit, hangat dan lengket.
Penis Randa sudah tegang keras, berdiri tegak karena aliran darah deras.
Yuyun pegang pelan, gerakkan tangannya naik turun. Sensasi itu luar biasa buat Randa – ribuan ujung saraf di kepala penisnya seperti disetrum listrik enak, hangat, dan bikin pingin lebih.
"Yun, enak banget..." desah Randa, matanya setengah merem.
Mereka saling puaskan dulu dengan tangan dan mulut. Yuyun suka lihat Randa keenakan, makin semangat.
Randa balas dengan sentuhan lembut di bagian sensitif Yuyun, bikin istrinya menggelinjang.
Akhirnya, Yuyun naik ke atas Randa, posisi yang selalu bikin mereka gila.
Saat Yuyun turun perlahan, penis Randa masuk ke dalam kehangatan basah Yuyun.
Gesekan itu... wah, seperti surga! Dinding dalam Yuyun memeluk erat, setiap gerakan naik turun bikin sensasi nikmat nyebar dari ujung penis ke seluruh tubuh Randa.
Iramanya makin cepat. Keringat mereka bercucuran, napas saling kejar.
Randa pegang pinggul Yuyun erat, bantu dorong dari bawah. Tekanan di pangkal penisnya makin kuat, tanda mau klimaks.
"Yun, aku udah nggak tahan..." erang Randa.
Yuyun senyum nakal, gerakannya makin liar. Tiba-tiba, ledakan itu datang! Penis Randa berdenyut-denyut keras, otot panggul kontraksi ritmis.
Gelombang kenikmatan super kuat menyapu tubuhnya – seperti banjir bahagia di otak, tubuh gemetar semua.
Setiap denyut lepasin cairan panas, tambah bikin euforia. Itu puncak kenikmatan sejati, yang bikin Randa merasa hidup banget.
Yuyun ikut klimaks sesaat kemudian, tubuhnya menegang, jerit kecil keluar dari mulutnya.
Mereka berdua ambruk ke kasur, pelukan erat sambil napas ngos-ngosan. Randa cium kening Yuyun lembut. "Aku cinta mati sama kamu, Yun."
Yuyun balas peluk, tersenyum puas. "Aku juga, Mas. Malam kayak gini yang bikin kita selalu mesra."
Mereka tidur nyenyak pelukan, tubuh masih hangat dari sisa-sisa kenikmatan itu. Besok pagi, rutinitas biasa lagi – kerja, ngurus anak – tapi momen intim seperti ini yang bikin cinta mereka makin dalam dan kuat.

Posting Komentar untuk "Di Atas Ranjang Malam itu"