Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Adik Temenku Ganteng Banget




Wahyu mengagumi interior rumah Daffa yang minimalis modern. 

Baru kali ini ia menginjakkan kaki di sini, meski sudah hampir satu semester menjadi teman kuliah. 

Mereka berencana menyelesaikan tugas kelompok di kamar Daffa, yang terletak di lantai dua.

"Kamar gue emang nggak seberapa, tapi lumayan lah buat fokus," ujar Daffa sambil membuka pintu kamarnya. 

Kamar itu cukup luas dengan dominasi warna abu-abu dan putih. 

Sebuah meja belajar besar terletak di dekat jendela, penuh dengan buku dan laptop.

Saat mereka baru saja membuka laptop dan mulai membahas tugas, tiba-tiba pintu kamar terbuka. 

Seorang remaja berdiri di ambang pintu. 

"Bang, minjem charger, dong. HP-ku lowbat," ucapnya.

Wahyu terkesiap. Remaja itu, yang ternyata adik Daffa bernama Daffi, masuk ke kamar tanpa mengenakan baju. 

Kulitnya bersih dengan sedikit rona merah karena baru pulang dari sekolah. Tubuhnya atletis, meski tidak terlalu berotot. 

Perutnya rata dengan garis-garis otot yang samar terlihat, membentuk siluet kotak-kotak yang memikat mata. 

Bahunya bidang, dengan tulang selangka yang menonjol menambah kesan maskulin. 

Lengan Daffi berisi, menunjukkan bahwa ia rajin berolahraga. Otot bisep dan trisepnya terbentuk dengan proporsi yang pas, tidak terlalu besar namun tetap terlihat kuat.

Daffi memiliki postur tubuh yang ideal untuk seorang atlet. Tinggi badannya sekitar 175 cm dengan berat yang proporsional, membuatnya terlihat tegap dan percaya diri. 

Gerakannya lincah dan ringan, seperti seekor kucing yang gesit. Rambutnya hitam legam dengan potongan pendek yang rapi, menambah kesan sporty pada penampilannya.

Wahyu tanpa sadar menelan ludah. Ia mengakui, pesona Daffi jauh melebihi kakaknya. 

Daffa memang memiliki wajah yang manis, namun Daffi memiliki aura yang lebih kuat dan memikat.

"Ini, Fi," sahut Daffa sambil melempar charger HP ke arah adiknya. 

"Jangan lama-lama, ya. Gue lagi ngerjain tugas."

"Oke, Bang," jawab Daffi singkat. Ia mengambil charger dan berlalu dari kamar, meninggalkan Wahyu yang masih terpana.

Setelah Daffi keluar, Wahyu berusaha fokus kembali pada tugasnya, namun bayangan tubuh atletis Daffi terus berputar di benaknya. 

Ia tidak menyangka, Daffa memiliki adik yang begitu menarik. Sejak saat itu, Wahyu jadi lebih sering main ke rumah Daffa, bukan hanya untuk mengerjakan tugas, tapi juga untuk melihat Daffi.

Posting Komentar untuk "Adik Temenku Ganteng Banget"