Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ketiak Yoga


Yoga menatap kaca kamar kosnya sambil mengangkat tangan. Ia mengerutkan dahi melihat bulu ketiaknya yang mulai lebat.

“Wah, pantesan si Hubi kemarin sempat nyeletuk kalau aku agak ‘harum’ abis main futsal,” gumamnya sambil meringis.

Beberapa menit kemudian, Hubi—temannya yang paling cerewet soal gaya hidup—datang.

“Yo, lo sadar gak, kenapa bulu ketiak bisa bikin bau?” tanya Hubi sambil selonjoran di kursi.

Yoga nyengir. “Ya karena keringatnya bau, kan?”

“Eits, salah,” jawab Hubi sambil bergaya dosen. “Keringat tuh sebenernya gak bau. Yang bikin bau itu bakteri di kulit lo. Nah, bulu ketiak jadi semacam ‘jaring’ yang bikin keringat nyangkut lebih lama, akhirnya bakteri pesta pora, keluarlah aroma khas ketiak pria setelah futsal.”

Yoga ngakak, tapi agak malu juga.

“Terus, kalau dicukur biar gak bau gimana?” tanyanya.

Hubi menggeleng. “Nah, itu ada plus minusnya. Dicukur boleh aja, tapi bisa bikin kulit iritasi, bahkan infeksi kalau pisau cukurnya kotor. Kadang bulunya tumbuh ke dalam, bikin gatal. Jadi jangan asal cukur juga.”

Yoga memandang ketiaknya lagi. “Terus mending gak usah dicukur?”

“Gak gitu juga,” jawab Hubi. “Bulu ketiak ada manfaatnya, lho. Misalnya, ngurangin gesekan sama baju biar kulit gak gampang lecet, nyerap keringat, bahkan katanya bisa bantu nyebarin feromon alias aroma alami tubuh.”

Yoga terdiam, seakan baru menemukan filosofi hidup. “Jadi bulu ketiak itu kayak bodyguard kecil ya?”

“Bisa dibilang gitu,” kata Hubi sambil terkekeh.

Yoga lalu menunjuk meja, ada botol deodoran baru yang ia beli. “Kalau gitu, pake deodorant ini bagus gak?”

Hubi mengangguk mantap. “Bagus lah, asal pilih yang cocok sama kulit lo. Deodoran itu nahan bakteri biar gak gampang bau. Kalau antiperspirant, dia juga nahan keringat. Tapi inget, bersihin dulu ketiak sebelum pake. Kalau asal, ya malah bikin ketiak item atau iritasi.”

Yoga akhirnya tersenyum lega. “Jadi intinya, bulu ketiak gak usah dibenci, cukup dirawat. Dan deodoran? Jadi temen terbaik pria modern.”

Hubi menepuk pundaknya sambil bercanda, “Betul! Ingat, wangi itu sebagian dari iman.”

Mereka berdua pun tertawa, sementara di luar jendela sore mulai turun, seolah ikut mengamini obrolan sederhana tapi penuh makna itu.

Posting Komentar untuk "Ketiak Yoga"